Jumat, 29 Mei 2020

ISLAM DI INDONESIA : PERCEPATAN PENYIARAN ISLAM DI INDONESIA

PERCEPATAN PENYIARAN ISLAM DI INDONESIA

Wildan Rusydian (1118032100039)

Latif Ma’ruf (1118032100021)


Sejak dahulu terdapat hubungan perdagangan antara Indonesia dengan Gujarat di India - Barat. Islam mulai tersebar di Indonesia yaitu sekitar abad I hijriyah atau abad 8 masehi melalui hubungan perdagangan. Hubungan itu makin ramai sesudah Bagdad jatuh ketangan bangsa Mongol tahun 1258. Karena kedudukan Gujarat bertambah penting, pedagang-pedagang Islam dari Gujarat berdagang Iangsung ke Indonesia. Mereka membeli rempah-rempah dan sebaliknya menjual barang-barang yang dibawa dan India. Berkat Ietaknya yang baik pada sisi-barat Selat Malaka, bandar-bandar di Sumatra Utara banyak dikunjungi pedagang-pedagang Gujarat. Melalui hubungan perdagangan tadi lambat laun agama Islam disiarkan oleh pedagang-pedagang Gujarat terhadap rekan-rekannya di Indonesia. Dengan menganut agama yang sama hubungan perdagangan akan bertambah erat.

Selain dari itu, para penyiar Islam datang ke nusantara bukanlah mereka sebagai muballig yang diutus ke nusantara akan tetapi datang dengan kehendak mereka sendiri, karena tujuan utama mereka adalah berdagang. Oleh karena itu, cukup mengherankan bagi para peneliti sejarah mengapa Islam dengan cepat berkembang, penduduk Indonesia yang menganut Islam merupakan jumlah terbesar di dunia. Terjadinya percepatan penyiaran Islam ikut didorong oleh berlakunya fungsi agama dalam hal ini Islam menyediakan dua hal yaitu pertama, memberikan suatu cakrawala pandang tentang dunia luar yang tidak terjangkau oleh manusia (beyond of life). Kedua, agama adalah sarana ritual yang memungkinkan hubungan manusia dengan di luar dirinya tetapi juga berada di dalam dirinya serta memberikan jaminan mempertahankan moral. Dua hal ini sesungguhnya bukan lagi menjadi asing bagi masyarakat ketika itu karena Agama Hindu dan Budha telah mengajarkan hal yang sama sekalipun tentunya tidak tuntas.

Oleh karena itu kedatangan Islam dipandang masyarakat sebagai penyempurna bagi agam ayang lama. Dilihat dari faktor geografis bahwa kepulauan nusantara terletak di antara dua benua yaitu Asia dan Australia dan dua samudera yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik yang memanjang dari timur ke barat yang mencapai sekitar 3500 km dengan jumlah pulau sekitar 17.000. Oleh karena itu, sulit dibayangkan Islam dapat segera tersebar pada jarak wilayah yang begitu luas ditambah dengan perbedaan budaya akibat dari perbedaan ras yang demikian rumit. Akan tetapi kenyataannya, dalam waktu yang tidak terlalu lama Islam telah menyebar ke sebagian besar pulau-pulau bahkan sebagaimana yang disebut Taufik Abdullah, Islam tidak hanya berkembang akan tetapi sekaligus membentuk berbagai kerajaan yang lazim disebut kesultanan.

Adapun faktor – faktor membuat tersebar penyiaran Islam ke seluruh Nusantara sebagai berikut:

1.      masyarakat merasa bahwa sistim kasta yang dikembangkan agama-agama sebelumnya khususnya Hindu menimbulkan kesulitan karena terjadinya pelapisan sosial. Oleh karena itu, dengan datangnya Islam maka sistim pelapisan sosial menjadi hilang karena derajat seseorang tidak ditentukan berdasarkan warisan (ascribed status) akan tetapi semata-mata ditentukan oleh hasil dari kreatifitas seseorang (achieved status). Wertheim dalam bukunya Indonesian Society in Transition, menyebut gagasan persamaan dalam Islam merupakan daya pikat utama agama ini karena konsep strartifikasi sosial Hindu tidak menarik buat pedagang dan perajin kecil yang sedang tumbuh di kota-kota pesisir

2.      Ajaran Islam dengan sangat mudah bisa diamalkan karena pada dasarnya semua praktik‘ubudiyah dikembalikan kepada hati masing-masing bukan kepada simbol-simbol sosial. Sehingga, karena mudahnya mengamalkan ajaran Islam karena tidak tergantung kepadatempat maka Islam disebut sebagai agama portabel yang bisa dibawa kemana-mana. Islam berpatokan pada orientasi ilahiah yang seimbang dengan insaniyah sehingga setiap situasidan kondisi yang dihadapi oleh manusia dapat merubah hukum secara temporal (taghayyur alahkam bi taghayyur al azman wa al imkan) sehingga setiap situasi diklasifikasi menjadi tiga:daruriyat, hajiyat dan tahsiniyat

3.      Kegiatan perdagangan sebagai pemenuhan kebutuhan manusia terhadap berbagai komoditi yang kemudian dipertukarkan dengan kebutuhan mereka sendiri. Dalam budaya dagang disyaratkan adanya disiplin, jujur, amanah sehingga harus dihindari terjadinya tipu daya (gharar) dalam setiap transaksi perdagangan

4.      Dekatnya hubungan antara pendatang dengan pribumi kemudian melahirkan simpatiantara para muballig sebagai pendatang dengan pribumi sebagai penduduk setempat. Akibatnya terjadilah perkawinan baik antara etnis Arab maupun India Selatan yang merantauke nusantara

5.      Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit mulai mengalami kemunduran setelah masa kejayaannya. Hal ini kemudian memicu peluang bagi kalangan muslim untuk mendirikan kerajaan baru seperti Kerajaan Demak sebagai lambang keberhasilan kelas saudagar dan kemenangan kerajaan maritim. Akan tetapi kemudian kekuatan Demak dihancurkan oleh tentara Portugis. Dengan demikian, Islam yang semula didakwahkan secara personal kemudian berubah menjadi kebijakan politik yaitu melalui peranan berbagai kesultanan yang memanjang dari timur ke barat kecuali hanya pada daerah-daerah kecil seperti Bali, Timor dan Papua.

Daftar Pusaka

Sekian Artikel Tentang  Sejarah Penyiran Agama Islam di Indonesia, Semoga Bermanfaat. (Sumber : Sejarah Nasional Indonesia dan Dunia 2, Hal :9-14, Penerbit : Widya Duta.1984, Penulis : Ibnoe Soewarso)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ISLAM DI INDONESIA : UTS

NAMA                  : WILDAN RUSYDIAN NIM                      : 11180321000039 JURUSAN            : STUDI AGAMA-AGAMA SEMESTER   ...